Rabu, 18 Januari 2017

Makalah Penetapan Harga Coca-Cola

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bisnis makin berkembang, ilmupun makin berkembang, pelaku bisnispun harus mengikuti trend perkembangan bisnis. Berawal dari bisnis lokal berlanjut menjadi bisnis nasional kemudian merambah ke bisnis global. Ketika bisnis menjadi besar maka segala daya upaya untuk mencapai kestabilan perusahaan, kreasi, inovasi untuk memperluas bisnis sampai produk dan semua bisnis perusahaan dicintai oleh pelanggannya bahkan bisa menjadikan kebaikan kepada lingkungan sosial budaya, bukan saja di negeri sendiri bahkan sampai merambah ke negeri orang, itulah percaturan bisnis global, dimana pemasaran global menjadi penting dipelajari, dipahami dan diaplikasikan ke dunia bisnis yang sebenarnya, faktor lingkungan sosial budaya menjadi salah satu dasar dalam mengembangkan bisnis global. Bagaimana perusahaan bisa menembus pasar negara lain dengan lingkungan sosial budaya yang berbeda. Di negara sendiri, minimal pelaku bisnis mengetahui lingkungan sosial budaya negaranya sendiri, sehingga bisnis yang dilakukan bisa diterima dengan baik oleh lingkungan sendiri.
Bisnis global merupakan bagian bisnis internasional, kesuksesan pelaku bisnis global tentunya tidak lepas dari pengetahuan pemasaran global, yang menyangkut lingkungan sosial budaya dalam pemasaran global pada dasarnya bagaimana pelaku bisnis memahami lingkungan sosial budaya masyarakat yang berbeda di negara lain, sehingga apa yang menjadi produk yang dijual bisa diterima dengan baik oleh masyarakat dalam hal ini pelanggan yang berada di negara lain. Suatu produk global bisa dikatakan sukses dan laku di pasaran global apabila masyarakat disuatu negara yang menjadi sasaran pemasaran menerima, merasakan, puas, mencintai produk tersebut, sehingga menjadikan loyal terhadap produk tersebut, bahkan ada yang sampai menjadi budaya, gaya hidup di lingkungan sosial bagi pemakainya.
Inilah yang melatarbelakangi penyusun menulis makalah ini bagaimana gambaran pemasaran global dan penetapan harga jual dalam rangka menambah wawasan dalam bidang pemasaran, terutama pemasaran global.

1.2 Rumusan Masalah
Agar permasalahan tidak meluas serta dapat lebih terarah pada pokok permasalahan, maka dapat dirumuskan permasalahan berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas adalah sebagai berikut :
1)        Apa yang dipertimbangkan PT. Coca Cola Companny dalam melakukan penetapan harganya?
2)       Bagaimana PT. Coca Cola Company melakukan penetapan harga produknya terhadap konsumen?

1.3 Tujuan Penelitian
1)        Untuk mengetahui bagaimana cara penetapan harga PT. Coca Cola Company
2)        Untuk mengetahui pengaruh peneteapan harga terhadap keputusan pembelian konsumen.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1  PENGARUH LINGKUNGAN PADA KEPUTUSAN PENETAPAN HARGA
            Banyak sekali pertimbangan lingkungan yang dihadapi oleh pemasaran global ketika memutuskan penetapan harga. Di antaranya adalah fluktuasi mata uang, inflasi, pengaturan dan subsidi oleh pemerintah, tingkah laku kompetitif, serta permintaan pasar.
2.1.1          Fluktuasi Mata Uang
Fluktuasi nilai mata uang merupakan fakta kehidupan bisnis internasional. Pemasar harus memutuskan apa yang akan dilakukan atas kenyataan ini. Apakah penyesuaian harga ketika mata uang menguat atau melemah? Ada dua posisi yang ekstrime ; satu adalah menetapkan harga produk di pasar negara sasaran, jika ini dilakukan setiap apresiasi atau depresiasi nilai mata uang di negara yang memproduksi itu akan menghasilkan keuntungan atau kerugian bagi penjual. Posisi ekstrim lainnya adalah menetapkan harga produk berdasarkan nilai mata uang negara asal, jika ini dilakukkan, setiap apresiasai atau depresiasi mata uang negara asal akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan harga bagi pelanggan dan tidak ada konsekuensi segera bagi penjual. Dalam prakteknya perusahaan jarang mengasumsikan kedua posisi ekstrim ini keputsan harga harus konsisten dengan seluruh strategi bisnis dengan pemasaran perusahaan, jika strategi itu jangka panjang maka masuk akal mengorbankan pangsa pasar utuk mempertahankan margin ekspor bila fluktasi mata uang menghasilkan apresiasi nilai mata uang negara pengekspor, perusahaan yang bijaksana melakukan dua hal mereka menerima bahwa fluktuasi mata uang itu dapat berdampak tidak menyenangkan bagi margin operasi dan mereka menggandakan usaha-usaha mereka untuk mengurangi biaya dalam jangka pendek. Marginyang lebih rendah memampukan mereka untuk mempertahankan harga dipasar sasaran dan dalam jangka menengah mendorong penurunan biaya yang memampukan memperbaiki margin operasi.
Bagi perusahaan yang berada di posisi pasar yang kuat dan kompetitif kenaikan harga dapat dilimpahkan kepada pelanggan tanpa penurunan signifikan pada volume penjualan dalam situasi pasar yang lebih kompetitif perusahaan yang ada di negara yang mata uangnya kuat akan sering menahan kenaikan harga dengan mempertahankan harga pasar internasional padan tingkat pra-evaluasi dalam praktik nyataya manufaktur dan distributornya dapat bekerjasama untuk mempertahankan pangsa pasar di pasar internasional. Salah satu pihak atau keduanya dapat memilih untuk mengambil persentase laba yang lebih rendah. Distributor dapat juga memilih untuk membeli lebih banyak produk guna mencapai volume diskon. Alternatif lainnya adalah mempertahankan inventory yang lebih ramping jika manufaktur dapat memberikan layanan penyerahan barang secara just in time dengan menggunakan pendekatan-pendekatan ini, adalah mungkin untuk mempertahankan harga yang kompetitif di pasar dimana devaluasi mata uang di negara pengimpor tidak terlalu mempengaruhi harga.
Jika mata uang sebuah negara lemah dibandingkan dengan mata uang mitra dagangnya produsen di negara yang mata uangnya lemah dapat memotong harga ekspor untuk mempertahankan pangsa pasar atau membiarkan harga itu sendiri membuat margin laba yang lebih sehat. Pengalaman Compbell Soup Company di Jepang juga mengilustrasikan pilihan strategi harga akibat devaluasi mata uang. Pada tahun 1985 ketika dolar kuat dan kurs mata uang ¥240/$1, satu kaleng Sup Coumbell dijual di Jepang seharga ¥220 yang setara dengan $ 0,91 (220/240=0,91) di tahun 1987 kurs mata uang adalah ¥142/$1 yang mencerminkan lemahnya dolar (kalau dipakai untuk membeli yen yang diperoleh lebih sedikit) dan yen yang lebih kuat (kalau membeli $1 diperlukan lebih sedikit yen) bila Coumpbell tidak menyesuaikan harganya di Jepang mereka akan memperoleh penghasilan besar. Sup dalam kaleng dengan harga ¥220 jika diubah menjadi dolar akan diperoleh $1,69-kenaikan sebesar 85% (220/142=1,69) Coumpbell mengadopsi pendekatan proaktif dan menurunkan harga satu kaleng sup menjadi ¥185, tetapi walapun dengan menurunkan harga yen yang lebih kuat masih menggunakan harga sebagai variabel strategis untuk meningkatkan volume penjualan. Coumbell juga menginvestasikan lagi laba tambahan yang didapat dengan menaikan staf penjualan dan menawarkan kemuh=dahan bagi para pedagang eceran sebagai usaha dalam meraih distribusi yang lebih luas.

2.1.2          Perjanjian Kurs Mata Uang
Banyak penjualan merupakan hasil dari kontrak-kontrak untuk memasok barang atau jasa seiring dengan waktu. Ketika kontrak ini terjadi antara dua pihak di dua negara masalah fluktuasi kurs mata uang dan risiko perputaran harus dikenali.
Perjanjian kurs mata uang memungkinkan pembeli dan penjual menyetujuai untuk memasok dan membeli dengan harga tetap disetiap mata uang negara dari perusahaan kurang dari 5%, fluktuasi tersebut tidak mempengaruhi perjanjian harga yang tertuang dalam perjanjian kurs mata uang. Fluktuasi kecil dalam kurs mata uang bukanlah untuuk melindungi baik pembeli maupun penjual dari guncangan besar terhadap mata uang yang tidak terduga.
Rancangan dasar perjanjian kurs mata uang itu bersifat terus-terang meninjau kembali kurs mata uang secara periodik (ini ditentukan oleh pihak-pihak yang terlibat setiap interval dimungkinkan tetapi kebanyakan perjanjiann itu menetapkan peninjauan ulang secara bulanan atau per tiga bulanan) dan membandingkan rata-rata harian selama masa peninjauan ulang dan berdasarkan rata-rata awal. Jika perbandingan itu mengakibatkan fluktuasi kurs mata uang diluar kisaran fluktuasi yang telah disepakati dilakukan penyesuaian untuk menyatukan harga dengan kurs mata uang baru jika fluktuasi berada dalam beberapa kisara (dalam contoh gambar 13-3 kisaran ini ditetapkan tidak lebih besar dari ± 5 persen). Jika fluktuasi lebih besar dari beberapa batas (dalam contoh kita, 10%) pihak-pihak yang terlibat setuju untuk membahas dan menegosiasikan harga baru.
Dengan kata lain perjanjian itu menerima pengaruh pasar mata uang asing atau nilai mata uang tetapi hanya jika dalam kisaran 5 sampai 10 % apabila kurang dari 5% tidak akan mempengaruhi harga tetapi apabila lebih dari 10% membuka kemungkinan negosiasi ulang terhadap harga.

2.1.3          Menetapkan Harga Dalam Lingkungan Yang Sedang Dilanda Invlasi
Invlasi, atau perubahan harga yang selalu naik merupakan fenomena di seluruh dunia invlasi memerlukan penyesuaian harga secara periodik. Penyesuaian ini diperlukan karena biaya meningkat yang harus dicakup dalam harga jual yang meningkat tadi. Persyaratan yang perlu dari penetapan dari harga dilingkungan yang mengalami invlasi adalah mempertahankan margin laba operasi. Tidak peduli praktik akunting biaya bila sebuah perusahaan marginnya perusahaan itu secara efektif melindungi dirinya dari pengaruh invlasi. Untuk menangulangi invlasi dari peru misalnya Procter dan Gamble harus menaikan harga detergen dengan 20% sampai 30% setiap dua minggu.
Dalam cakupan bab ini hanya dimungkinkan menyentuh banyak masalah akunting dan kebiasaan yang berkaitan dengan penyesuaian harga di pasar internasional. Terutama perlu dicatat bahwa metode penetapan biaya FIFO (First in First Out) tidak cocok dengan dalam situasi invlasi. Praktik akunting yang lebih tepat dalamm kondisi harga yang meningkat adalah metode LIFO (Last in First Out) yang menggunakan harga bahan baku yang dibeli paling akhir untuk menetapkan biaya produk yang dijual dalam lingkungan dengan invlasi tinggi, pendekatan historis merupakan metode penetapan biaya yang kurang memadai daripada biaya pengganti yang disebut terakhir menggunakan pendekatan next in, first out. Walaupun metode ini tidak sesuai dengan Generaly Acepted Acounting Principles (GAAP, prinsip-prinsip akunting yang diterima secara umum). Tetapi dipergunakan utuk membuat perkiraan harga di masa depan yang harus dibayarkan untuk bahan baku dan komponen yang lain. Biaya penggantian ini kemudian dapat diperguanakan untuk menentukan harga walaupun pendekatan ini bermanfaat dalam membuat keputusan managerial, metode ini tidak dapat dipergunakan dalam laporan keuangan. Tidak peduli metode akunting yang dipergunakan, persyaratan yang penting dalam kondisi invlasi dari sistem penetapan biaya yang manapun adalah mempertahankan margin laba kotor dan laba operasi. Tindakan manajerial dapat mempertahankan margin ini karena hambatan berukit ini.

2.1.4          Kendali dan Subsudi Pemerintah
Bila tindakan pemetintah membatasi kebebasan manajemen untuk menyesuailan harga, dengan sendirinya usaha mempertahankan marjin yang dikorbnkan. Dengan kondisi tertentu, tindakan pemerintah merupakan ancaman serius terhadap kemempuan menghasilkan laba dari operasi anak perusahaan. Sebuah negara yang mengalami kesulitan keuangan serius dan berada di tengah krisis keuangan (misalnya, kekurangan cadangan mat uang asing yang sebagian karena inflasi, sehingga terjadi pelarian modal) berada dalam tekanan untuk melakukan beberapa jenis tindakan. Keadaan ini terjadi di Brazil selama bertahun-tahun. Dalam beberapa keadaan, pemerintah akan mengambil langkah-langkah segera, bukannya mengungkapkan penyebab inflasi dan kekurangan cadangan mata uang asing. Langkah-langkah seperti itu biasanya menggunakan pengendalian biaya secara umum, atau lebih mungkin menggunakan pengendalian biaya secara selektif. Kalau pengendalian biaya selektif dipilih, perusahaan asing lebih mudah dikendalikan daripada bisnis lokal, apalgi bila perusahaan asing kurang dapat memberikan pengaruh pada keputusan politik pemerintah sepert yang dimiliki oleh manajer lokal.
Pengendalian pemerintah dapat juga terjadi dalam bentuk deposit uang tunaiyang harus disediakan oleh pengimpor. Ini merupakan persyaratan bahwa sebuah perusahaan menyediakan dana dalam bentuk deposit yang tidak mendapatkan bunga untuk jangka waktu tertentu bila perusahaan itu ingin mengimpor produk. 
Subsidi pemerintah dapan juga memberikan tantangan pada sebuah perusahaan untuk menggunakan sumber pemasok secara strategik agar tetap bersaing dalam harga. Di Eropa, pemerintah memberikan subsidi pada sektor pertanian yang membut distributor mkanan olahan A.S. sulit bersaing dalamm harga jika mengekspor ke ME. Di Amerika Serikat beberapa, tetapi tidak semua, sektor pertanian disubsidi. Misalnya, produsen pemproses unggas A.S. tidak disubsidi, suatu situasi yang membuat harga produk mereka tidak bersaing di pasar dunia. Salah satu pemproses ayam di daerah Midwest yang mempunyai pelanggan di Eropa menggunakan pemasok produknya dari Prancis untuk dijual di Belanda. Dengan melakukan hal itu, perusahaan memperoleh keunggulan berupa biaya yang lebih rendah akibat subsidi dan menghilangkan eskalasi harga akibat tarif dan bea masuk.

2.1.5          Tingakah Laku Persaingan
Keputusan penetapan harga tidak hanya dipengaruhi oleh biaya, tetapi juga  oleh permintaan dan tindakan pesaing. Jadi, hambatan lain dari fleksibilitas manajemen untuk mempertahankan marjin laba kotor dan laba operasional adalah  tingkahda laku persaingan. Bila pesaing tidak menyesuaikan harga mereka sebagai respons meningkatnya biaya, manajemen-bahkan bila sudah mengetahui dengan tepat pengaruh naiknya biaya pada laba operasi-akan amat terhambat dalam kemampuan untuk menyesuaikan harga yang diperlukan. Sebaiknya, bila pesaing mempunyai pabrik dengan upah tenaga kerja yang rendah atau mencari pemasok dari negara dengan upah yang rendah, mungkin harga perlu diturunkan agar tetap kompetitif.

2.1.6          Hubungan Antara Harga dan Mutu
Apakah ada hubungan antara harga dan mutu? Dalam kenyataanya. Apakah anda menerima sesuai dengan yang anda bayarkan? Selama beberapa dekade lalu, studi-studi yang dilakukan di Amerika Serikat mengindikasikan bahwa seluruh hubungan antara harga dan mutu seperti yang diukur oleh organisasi pengujian pelanggan sangat lemah. Studi internasional terkini di empat negara menemukan tingginya tingkat kesamaan dengan hasil studi yang dilakukan di A.S. para penulis menyimpulkan bahwa kurangnya hubungan antara harga dan mutu yang kuat menjadi fenomena internasional. Tidaklah mengejutkan  bila perusahaan mengetahui bahwa konsumen melakukan keputusan membeli dengan informasi yang terbatas dan lebih tergantung pada tampilan dan gaya produk dan kurang pada mutu teknis seperti diukur oleh organisasi pengujian. 

2.2       PENETAPAN HARGA TRANSFER
Penetapan harga transfer (transfer pricing) adalah penetapan harga barang dan jasa yang dibeli dan dijual oleh unit atau divisi operasi sebuah perusahaan. Dengan kata lain, penetapan harga transfer menyangkut pertukaran intra-perusahaan-transaksi antara pembeli dan penjual yang mempunyai induk perusahaan yang sama. Sebagai contoh, anak perusahaan Toyota menjual untuk, dan membeli dari satu sama lain. Hal yang sama terjadi juga pada perusahaan lain yang beroperasi secara global. Sistem dan kebijakan penetapan harga transfer intra-perusahaan yang sesuai ditujukan untuk memastikan keuntungan di setiap level. Ketika perusahaan memperluas operasinya melintasi batas negara, penetapan harga tranfer mengambil dimensi dan komplikasi yang baru. Dalam menentukan penetapan harga transfer terhadap anak perusahaan, perusahaan global harus mengenali sejumlah isu, menyangkut pajak, kewajiban dan tarif, aturan transfer laba negara, sasaran yang bertentangan dari para mitra usaha patungan, dan regulasi pemerintah.
Ada tiga pendekatan alternatif utama untuk penetapan harga transfer. Pendekatan tersebut bervariasi menurut sifat perusahaan, produk, pasar, dan lingkungan historis dari masing-masing kasus. Alternatif tersebut adalah :
1)      Penetapan Harga Transfer Berdasarkan Biaya
Perusahaan yang mengguakan pendekatan berdasarkan biaya dapat melakukan penetapan harga transfer yang hanya mencerminkan biaya variabel dan biaya manufaktur yang tetap. Alternatifnya, penetapan harga transfer mungkin sepenuhnya berdasarkan biaya, termasuk biaya tidak langsung (overhead cost) pemasaran, litbang, dan bidang fungsional lainnya. Cara biaya itu didefinisikan berdampak pada tarif dan kewajiban penjual terhadap afiliasi dan anak perusahaan oleh perusahaan global.
     Harga biaya plus (cost-plus pricing) merupakan variasi dari pendekatan berdasarkan biaya. Perusahaan yang mengikuti metode harga cost-plus mengambil posisi dimana laba harus ditunjukan untuk produk atau jasa mana saja di setiap tahap pergerakan di seluruh sistem korporasi. Dalam beberapa hal, harga transfer dapat ditetapkan pada presentase tertentu dari biaya tetap, seperti “110 persen dari biaya”. Sedangkan harga cost-plus dapat menghasilkan harga yang benar-benar tidak berkaitan dengan kondisi persaingan dan permintaan di pasar internasional, banyak eksportir yang sukses menggunakan pendekatan ini.
2)      Penetapan Harga Transfer Berdasarkan pada Pasar
Harga transfer berdasarkan pada pasar dihitung dari harga yang diperlukan untuk menjadi bersaing di pasar internasional. Hambatan dari harga ini adalah harga pokok. Untuk menggunakan harga transfer berdasarkan pada pasar untuk memasuki pasar baru yang terlalu kecil untuk mendukung proses manufaktur lokal, mungkin perlu mencari pemasok dari negara ketiga. Keadaan ini membuat perusahaan dapat memperkenalkan namanya atau membuat franchise di pasar tanpa harus melakukan investasi modal yang besar.
3)      Menegosiasikan Harga Transfer
Alternatif ketiga ini memungkinkan afiliasi organisasi untuk menegosiasikan harga transfer diantara mereka. Dalam beberapa kasus, harga transfer akhir dapat mencerminkan biaya dan harga pasar, tetapi ini bukanlah tujuannya. Standar penting dari negosiasi harga transfer ini dikenal sebagai harga yang menjaga jarak (arm’s length): harga oleh dua pihak yang benar-benar independen dan tidak mempunyai kaitan yang akan dinegosiasikan. 
2.2.1          Peraturan Perpajakan dan Harga Transfer
Banyak pemerintah yang mencoba memaksimalkan pendapatan pajak nasional dengan cara memeriksa penghasilan perusahaan dan memberi mandat realokasi penghasilan dan pengeluaran. Apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam bidang penetapan harga internasionalsehubungan dengan undang-undang pajak dewasa ini ? penting untuk dicatat bahwa Peraturan Departemen Keuangan tidak mempunyai bobot undang-undang sampai diterima oleh pengadilan. Pemasar global harus meneliti peraturan dengan seksama, bukan karena semuanya merupakan undang-undang pajak tetapi karena menjadi pedoman IRS ketika melakukan pemeriksaan transaksi antara organisasi bisnis yang berkaitan. Di Amerika Serikat, section 482 dari kode pajak dan peraturan yang menyertainya ditujukan pada penetapan harga transfer.

2.2.2          Penjualan Milik Berwujud dan Tidak Berwujud
Section 482 dari peraturan Departemen Keuangan A.S. mengenai transfer bahan baku, barang jadi, dan barang setengah jadi intra-perusahaan yang diatur seperti halnya milik tidak berwujud yang dibebankan untuk penggunaan teknologi manufaktur (Tangible and Intangible Property). Peraturan umum yang berlaku terhadap penjualan hak milik berupa barang berwujud adalah rumus menjaga jarak didefinisikann sebagai harga yang dibebankan dalam transaksi independen antara pihak-pihak yang tidak berkaitan dibawah lingkungan yang serupa.
Menurut metode harga tidak dikendalikan sebagai pembanding, penjualan yang tidak diatur (antara penjual dan pembeli yang tidak mempunyai kaitan) dianggap dapat dibandingkan dengan penjualan yang diatur (penjualan antara pihak-pihak yang yang saling berkaitan) bila hak milik dan lingkungan yang berlaku di situ identik  atau hampir identik dengan penjualan yang diatur. Bila penyelidikan terhadap harga yang menjaga jarak membawa perusahaan global pada biaya plus, hal itu sepenuhnya berasal dari metode dasar penetapan harga seperti yang dijelaskan di atas.  

2.2.3          Penetapan Harga untuk Bersaing
Peraturan itu tidak mengijinkan sebuah perusahaan untuk memberikan respon pada faktor kompetitif yang ada di setiap pasar, domestik maupun global. Untunglah, peraturan itu menyediakan peluang bagi perusahaan penjual produk asal A.S. yang berusaha untuk bersaing lewat harga atau menetapkan harga yang agresif dalam pemasaran internasionalnya. Pada dasarnya posisi pasar mengambarkan investasi dan aset. Sebuah perusahaan akan melakukan investasi dalam bentuk aset seperti itu hanya kalau perusahaan dapat mengendalikan penjual ulang. Peraturan itu dapat juga diinterpretasikan memberi izin sebuah perusahaan untuk menurunkan harga transfer dengan tujuan memasuki pasar baru atau mengimbangi persaingan di pasar saat ini baik dengan melembagakan pengurangan harga atau menaikan usaha pemasaran di pasar sasaran.
 
2.2.4          Pentingnya Peraturan Section 482
Apapun alasan (rationale) suatu penetapa harga yang penting adalah bahwa para manajer yang terlibat dalam keputusan kebijakan penetapan harga internasional harus mengenal peraturan section 482. Alasan penetapan harga yang dipakai oleh perusahaan harus sesuai dengan semangat dari peraturan itu. Harga yang rasional harus memperkuat tujuan regulasi ini. Dalam upaya mengembangkan aturan penetapan harga transfer yang lebih mungkin untuk dilaksanakan, IRS mengeluarkan regulasi sementara pada tanggal 13 Januari 1993, menghendaki agar dokumentasi sesuai dengan zamanya yang mendukung keputsan harga transfer. Dokumentasi tersebut membutuhkan partisipasi personil manajemen dan pemasaran dalam keputusan penetapan harga transfer, yang bertentangan dengan depatemen pajak. Perusahaan harus bersiap-siap menunjukkan bahwa metode harga mereka adalah hasil dari pilihan yang diberitahukan, bukan sepintas lalu saja.
Memang benar bahwa regulasi Departemen Keuangan dan Kebijakan yang ditetapkan IRS seringkali tampak berbelit-belit sehingga sulit dipahami. Namun, terdapat cukup banyak bukti bahwa pemerintah sebenarnya hanya berusaha mencegah adanya perusahaan yang menghindari pajak dan memastikan distribusi penghasilan yang adil dari operasi perusahaan yang melakukan bisnis internasional.

2.2.5          Hambatan Bea Masuk dan Tarif
Biaya dan laba korporasi juga dipengaruhi oleh besarnya bea masuk impor. Semakin tinggi bea masuk itu, semakin rendah harga transfer yang diinginkan. Banyak perusahaan cenderung mengecilkan atau mengabaikan pengaruh pajak ketika mengembangkan kebijakan penetapan harga. Terdapat beberapa alasan yang mendasari tindakan tersebut. Pertama, beberapa perusahaan menganggap penghematan membayar pajak kecil artinya dibandingkan dengan penghasilan yang dapat diperoleh dengan mengkonsentrasikan pada sistem yang efektif untuk memotivasi dann alokasi sumber daya korporasi. Kedua, perusahaan menganggap usaha apapun untuk meminimalkan pajak secara sistematik tidak bermoral. Alasan lain adalah kebijakan penetapan harga yang sederhana, konsisten, dan langsung akan meminimalkan masalah penyelidikan pajak yang dapat berkembang bila kebijakan penetapan harga yang lebih tajam dilakukan. Menurut argumen ini, penghematan dalam waktu eksekutif dan biaya untuk membayar konsultan dari luar seimbang dengan tambahan pajak yang mungkin harus dibayar dengan menggunakan pendekatan seperti itu.


2.2.6          Usaha Patungan
Usaha patungan menyajikan insentif untuk menentukan harga transfer pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang dipergunakan dalam penjualan ke afiliasi yang sepenuhnya dimiliki sendiri, karena bagian yang diperoleh perusahaan dalam usaha patungan dari penghasilan kurang dari 100%. Laba yang diperoleh dari usaha patungan harus dibagi. Semakin seringnya audit yang dilakukan oleh petugas pajak merupakan alasan penting untuk memikirkan perjanjian yang juga dapat diterima oleh petugas pajak. Kriteria petugas pajak mengenai harga untuk menjaga jarak mungkin paling cocok untuk kebanyakan usaha patungan.
Untuk menghindari konflik yang mungkin terjadi, perusahaan yang mempunyai usaha patunganharus memikirkan terlebih dahulu persetujuan penetapan harga yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Di bawah ini dipaparkan beberapa pertimbangan penetapan harga transfer usaha patunggan :
1.      Cara harga trasfer akan disesuaikan sebagai respon terhadap perubahan kurs mata uang
2.      Penurunan biaya manufaktur yang diharapkan akibat perbaikan dari kurva belajar (learning-curve) dan bagaimana mencerminkan hal ini dalam harga transfer
3.      Perubahan pemasok produk atau komponen dari pemasok induk ke pemasok alternatif
4.      Pengaruh persaingan pada volume dan marjin keseluruhan.






BAB III
PROFIL PERUSAHAAN

3.1       Profil The Coca-Cola Company
The Coca Cola Company merupakan perusahaan minuman terbesar dunia, dengan manufaktur terbesar, serta distributor dan pemasar yang memusatkan penjualan minuman non-alkohol dan sirup di Dunia. Perusahaan Coca Cola mulai dikenal masyarakat melalui salah satu produknya yang terkenal, yaitu Coca-Cola. Coca-Cola atau Coke adalah minuman bersoda kola yang dijual di berbagai restoran, toko, dan mesin pengecer di lebih dari 200 negara. Coke adalah salah satu merek yang paling dikenal dan paling luas penjualannya. Saingan utamanya adalah Pepsi.

3.2 Sejarah Perusahaan Coca Cola
            Rasa menyegarkan Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia.
            Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di apotiknya dan mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat ditukarkan untuk mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada tahun tersebut ia menghabiskan US$46 untuk biaya periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Chandler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892. Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda tersebut kemudian dibagi-bagi di lokasi-lokasi penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.
            Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.

3.3 Badan Usaha Perusahaan Coca Cola
            Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV), adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan. Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas.
            Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.

3.4 Visi dan Misi Perusahaan
Visi dan misi merupakan bagian yang ada cerminan apa yang dicari oleh perusahaan untuk mencapai serta bagaimana mencapai hal tersebut semua memberikan arahan untuk memastikan bahwa mereka yang ada di dalamnya bekerja untuk tujuan yang sama.
VISI
Visi Perusahaan adalah “Menjadi perusahaan produsen minuman terbaik di Asia Tenggara”.

MISI
Misi Perusahaan adalah “Memberikan kesegaran kepada pelanggan dan konsumen kita dengan rasa bangga dan semangat sepanjang hari, setiap hari.”
Agar kita dapat memenuhi visi dan misi kita, cara kerja kita dan cara kita berhubungan dengan semua pihak yangmemiliki kepentingan atas Perusahaan mulai dari konsumen dan pelanggan hingga ke pemasok, terhadap pemerintah dan diri kita sendiri harus dibangun atas dasar nilai-nilai yang kuat. Bertumpu pada dasar kejujuran dan integritas, nilai-nilai inti kita adalah:
Nilai – nilai Perusahaan :
1.        Sumber Daya Manusia : Mengembangkan Sumber Daya Manusia, menghargai prestasi serta menikmati apa yang kita lakukan.
2.        Pelanggan : Menang untuk pelanggan dan untuk diri sendiri.
3.        Semangat : Semangat untuk bertindak, bertanggung jawab dan sukses.
4.        Inovasi : Selalu mencari yang lebih baik
5.        Keunggulan : Senantiasa melakukan pekerjaan yang terbaik.
6.        Warga Negara yang Baik : Melakukan hal yang benar dari Perusahaan, masyarakat dan sesama. Kita diharuskan untuk memelihara nilai-nilai perusahaan dengan selalu mempertahankan standar dalam berperilaku.

3.5 Pemasaran coca cola
            Inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin besar, dikenal luas, serta memberikan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa Indonesia . Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri. Dengan memahami kebutuhan dan perilaku konsumen, serta potensi kekayaan alam Indonesia , Coca-Cola berinovasi dengan menciptakan produk-produk baru yang menjadikan produk minuman cepat saji Coca-Cola mempunyai rasa dan pilihan yang beragam. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih spesifik, pada tahun 2002 Coca-Cola meluncurkan AQUARIUS, minuman isotonik yang diperuntukkan bagi mereka yang aktif dan gemar berolahraga. Pada tahun yang sama, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut “Fanta Oranggo”, setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Pada tahun ini pula, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Sunfill – produk minuman Sirup dan Serbuk instan rasa buah. Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.
            Selain berinovasi pada produk-produk baru, Coca-Cola juga mencoba mengembangkan desain kemasan minuman, serta meningkatkan kualitasnya. Setelah meluncurkan Frestea dalam kemasan botol, pada akhir tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea dalam kemasan Tetra Wedge yang lebih mudah dan praktis untuk dibawa. Pada akhir 2003, Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir dalam kemasan kaleng ramping baru yang unik. Pada tahun 2004 ini, Coca-Cola hadir dengan inovasi terbaru yaitu botol gelas berbobot lebih ringan 30 % dengan desain mungil, imut, tapi kuat. Inovasi kemasan produk akan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru.
            Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif. Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan TV. Pada tahun 2004 ini, iklan Coca-Cola versi Kabayan dinobatkan sebagai iklan paling efektif dalam bulan Pebruari dan Maret versi survey TV Ad Monitor MRI. Promo Coca-Cola juga memanfaatkan momentum tertentu, misalnya: Demam Piala EURO 2004. Dengan memanfaatkan event berskala nasional maupun internasional, Coca-Cola mencoba tampil dengan strategi pemasaran baru yang menarik masyarakat.
            Selain berinovasi dalam produk, kemasan, dan strategi pemasaran; perlengkapan penjualan baru juga dikembangkan ke arah yang lebih baik. Berkaitan dengan inovasi ini, Coca-Cola Indonesia menciptakan jenis krat baru yang lebih ringan, dibuat dari bahan yang ramah lingkungan.
            Kunci sukses inovasi tersebut adalah kolaborasi yang baik antara Coca-Cola Bottling Indonesia dan Coca-Cola Company, pengembangan varian minuman cepat saji dengan rasa baru, serta keinginan untuk menjadikan Coca-Cola Indonesia sebagai perusahaan minuman cepat saji yang lengkap.

3.6 Pemasaran Coca Cola Di Indonesia
            Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia. Kami memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company. Perusahaan memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan.Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independen dan Coca-Cola Amatil Limited, yang merupakan salah satu produsen dan distributor terbesar produk-produk Coca-Cola di dunia.
            Coca-Cola Bottling Indonesia memproduksi merek-merek inti seperti Coca-Cola, Sprite, Fanta, dan Frestea di dalam pabrik-pabriknya yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk menjaga agar mutu minuman yang dihasilkan sesuai dengan standar, kami menerapkan dengan ketat proses produksi yang diakui secara internasional.
Pemberian kode-kode pada setiap produk merupakan bagian terpenting dari keseluruhan proses. Dengan kode-kode itu kami menjaga agar para pelanggan mendapatkan minuman kami dalam rasanya yang terbaik.
            Setiap kode menunjukkan keterangan-keterangan tertentu tentang produk tersebut. Ada kode yang menunjukkan keterangan tentang tanggal pembuatan. Ada kode yang lebih rumit, terdiri atas huruf dan angka yang menunjukkan hari, bulan, shift, dan pabrik tempat minuman tersebut dibuat. Ada lagi yang tidak tampak pada kemasan karena tinta yang digunakan hanya dapat dibaca dengan teknologi khusus. Semua itu menunjukkan komitment kami untuk memastikan bahwa teknologi, sumber daya manusia maupun material yang kami pergunakan, semuanya tertuju untuk kepuasan para pelanggan dan konsumen kami.
            Coca-Cola Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha Coca-Cola saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia. Produksi pertama Coca-Cola di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik yang berlokasi di Jakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat.Saat itu perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan dan mengoperasikan tiga buah kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun 1980-an, berdiri 11 perusahaan independen di seluruh Indonesia guna memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola Company. Pada awal tahun 1990-an, beberapa diantara perusahaan-perusahaan tersebut mulai bergabung menjadi satu. Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan-perusahaan tersebut bergabung dalam perusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai Coca-Cola Bottling Indonesia.Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang, jutaan krat produk kami didistribusikan dan dijual melalui lebih dari 400.000 gerai eceran yang tersebar di seluruh Indonesia.




BAB IV
PEMBAHASAN

4.1       Strategi dan penetapan harga PT. Coca Cola Company
Para eksekutif mengeluh bahwa penetapan harga membuat kepala pusing-dan semakin buruk dari hari ke hari. Banyak perusahaan tidak menangani penetapan harga dengan baik dan angkat tangan dengan “strategi” seperti berikut ini: “Kami menentukan biaya kami dan mengambil marjin tradisional industri.” Kesalahan umum lainnya adalah tidak cukup sering merevisi harga untuk mengkapitalisasikan perubahan pasar; menetapkan harga bauran pemasaran lainnya secara independen dan bukan sebagai elemen intrinsik dari strategi positioning pasar; serta tidak cukup memvariasikan harga untuk berbagai jenis produk, segmen pasar, saluran distribusi, dan kejadian pembelian. CEO GE Jeffrey Immelt menawarkan keluhan yang dapat dihubungkan oleh banyak eksekutif.
GE merespons dengan membuat penetapan harga menjadi salah satu dari tiga inisiatif teratas dan memperkenalkan sejumlah perubahan:
l   Organisasi matriks yang didedikasikan untuk penetapan harga telah diciptakan.
l   CMO, melapor ke CEO, memimpin inisiatif penetapan harga.
l   Manajer penetapan harga yang berdedikasi memfokuskan diri pada  penetapan harga produk, dan dalam setiap unit bisnis biasanya ada Wakil Presiden atau direktur penetapan harga yang melapor ke pimpinan pemasaran.
l   Penetapan harga telah ditambahkan dalam kurikulum pendidikan eksekutif GE dan menjadi inisiatif wajib bagi Commercial Excellence Council yang terdiri dari 100 eksekutif puncak GE.
l   Dewan Penetapan harga Global, yang terdiri dari pemimpin penetapan harga dari setiap unit bisnis GE, mencari praktik penetapan harga terbaik di seluruh GE dan menanamkan ke seluruh organisasi.
l   Dalam unit bisnis besar, Dewan Penetapan Harga Industri memenuhi kebutuhan industri yang unik.
Bagi setiap organisasi, strategi penetapan harga yang dirancang dan diimplementasikan secara efektif memerlukan pemahaman mendalam tentang psikologi penetapan harga konsumen dan pendekatan sistematis untuk mengatur, menyesuaikan, dan mengubah harga
Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara. Di perusahaan kecil, harga sering ditentukan oleh atasan. Di Coca Cola, penetapan harga ditangani oleh manajer divisi dan manajer lini produk. Bahkan di sini, manajemen puncak menetapkan tujuan dan kebijakan penetapan harga umum dan sering menyetujui harga yang diajukan oleh tingkat manajemen yang lebih rendah. Dalam industri di mana penetapan harga menjadi faktor kunci, perusahaan sering membentuk departemen penetapan harga untuk mengatur atau membantu departemen lain dalam menetapkan harga yang tepat. Departemen ini melapor ke departemen perusahaan, departemen keuangan atau manajemen puncak. Departemen lain yang mempengaruhi penetapan harga meliputi manajer penjualan, manajer produksi, manajer keuangan, dan akuntan.
"Meet-the-kompetisi harga": Coca-Cola produk harga yang ditetapkan di sekitar tingkat yang sama seperti pesaingnya, Coca Cola harus dirasakan berbeda namun tetap terjangkau.
Seperti perusahaan yang telah berhasil telah ada selama lebih dari satu abad, Coca Cola telah tetap sangat lancar dan konsisten dengan strategi harga mereka. Mereka telah memiliki layak dan "berbahaya" pesaing terus mendorong mereka untuk menjadi lebih cerdas, lebih cepat, dan lebih baik. Sebuah kutipan dari CEO Pepsi Co "mereka lebih sukses, begitu juga dengan kita semakin harus tajam. Jika Coca Cola Company tidak ada, kita akan berdoa bagi seseorang untuk menemukan mereka."
Sepanjang tahun Coca Cola telah membuat banyak keputusan harga tetapi tidak ada keraguan bahwa tujuan utama mereka adalah untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Dalam rangka untuk merebut pangsa pasar, Pepsi umumnya mulai turun harga, dan tak lama setelah itu, Coca Cola memutuskan untuk menurunkan mereka sedikit tapi tidak untuk semua produk. Misalnya, dalam Indi atau Pakistan, Coca Cola difokuskan pada pengurangan harga wadah 200ml mereka (kaleng).
Coca Cola menggunakan titik harga yang lebih rendah untuk menembus pasar baru yang sangat sensitif terhadap harga. Coca Cola melakukan itu untuk menghadapi persaingan dan untuk meningkatkan kesadaran merek di kalangan penduduk. Setelah diimplementasikan kuat, maka posisinya sebagai "premium" dibandingkan dengan banyak pesaing (ex: Pepsi), merek memiliki citra membawa manfaat yang bersifat intangible dalam gaya hidup, afiliasi kelompok, saat sukacita dan kebahagiaan ... tapi strategi pemasaran masih fokus pada kenikmatan terjangkau kehidupan.
Pada pengecer ', biasa promosi on-pack tersedia dalam rangka memenuhi tujuan perusahaan dan juga untuk menarik konsumen untuk membeli lebih banyak.
Penetapan harga yang berbeda-beda ini dikarenakan setiap komposisi pada setiap produk mereka yang berbeda-beda, selain itu juga tingkat minat konsumen yang tinggi mempengaruhi tingkat harga yang berbeda juga.
Semakin besarnya komposisi produk maka semakin besarnya juga harga dari produk tersebut, karena coca cola tidak mau mengalami kerugian, jika menjual produk tersebut dengan harga yang terlalu murah.
Tingkat minat konsumen yang tinggi akan mengakibatkan harga produk dari coca cola juga akan lebih tinggi, hal ini disebapkan karena permintaan dari konsumen yang sangat tinggi juga.
Namun hal yang terjadi pada saat ini adalah harga produk coca cola dari bahan plastic lebih mahal daripada yang berbahan kaca ? hal ini terjadi lagi karena minat konsumen terhadap bahan plastic lebih tinggi daripada botol kaca tersebut, melihat hal ini coca cola juga  akhirnya memperbanyak produksi botol plastic daripada botol kaca.

4.2       Analisis Hasil Penelitian
4.2.1    Deskripsi Hasil Kuesioner
Dari 30 exampler keusioner yang disebarkan memperoleh data sebagai berikut :


Responden
Umur
JK
Profesi
Skor Item untuk Petanyaan
jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
20-25
P
karyawan
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
34
2
15-19
W
pelajar
3
3
2
3
3
3
2
4
3
4
30
3
20-25
W
mahasiswa
3
3
3
4
4
2
2
3
3
3
30
4
20-25
P
mahasiswa
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
31
5
20-25
P
mahasiswa
4
4
4
3
3
3
3
4
3
3
34
6
20-25
P
mahasiswa
3
3
2
3
3
3
2
2
4
3
28
7
15-19
P
mahasiswa
3
4
3
3
3
3
2
2
3
4
30
8
20-25
P
mahasiswa
3
3
1
2
1
2
1
3
4
3
23
9
20-25
W
mahasiswa
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
28
10
20-25
W
mahasiswa
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
22
11
20-25
W
mahasiswa
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
30
12
20-25
W
mahasiswa
2
3
2
3
3
2
2
3
3
3
26
13
20-25
W
mahasiswa
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
30
14
20-25
W
mahasiswa
3
3
2
2
3
3
2
2
4
4
28
15
15-19
W
pelajar
3
3
2
3
3
2
2
3
2
3
26
16
15-19
W
pelajar
3
3
3
2
3
2
3
4
2
2
27
17
20-25
W
mahasiswa
2
3
3
2
3
2
2
2
3
3
25
18
>36
W
karyawan
3
3
2
3
3
2
2
2
2
3
25
19
26-35
W
karyawan
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
26
20
15-19
P
pelajar
3
3
4
3
4
2
2
2
2
3
28
21
15-19
W
pelajar
3
4
4
4
4
3
3
3
2
3
33
22
>36
P
karyawan
3
3
4
4
2
3
3
3
3
2
30
23
20-25
P
mahasiswa
2
3
2
2
2
3
1
2
3
2
22
24
20-25
W
karyawan
4
3
4
3
4
2
2
2
2
2
28
25
20-25
P
mahasiswa
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
34
26
20-25
P
karyawan
3
3
1
2
2
3
2
2
3
2
23
27
20-25
P
karyawan
3
3
2
2
1
2
2
1
2
2
20
28
20-25
L
karyawan
3
3
3
3
2
2
2
2
4
4
28
29
15-19
L
pelajar
4
3
2
3
2
3
2
2
3
4
28
30
15-19
P
pelajar
2
4
3
3
4
3
3
2
3
4
31
∑x
89
98
81
86
87
77
68
78
84
90

∑y










838


4.2.2    Uji Validitas
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner.                       
Dalam penelitian ini diambil dari 30 responden dari 10 pertanyaan, dapat kita lihat di corrected item-total correlation nilai yang ada diatas 0,25, karena uji validitas yang baik nilai dari setiap pertanyaan harus lebih dari 0,25. jika ada nilai yang dibawah niali tersebut sebaiknya dihilangkan, karena didalam kuesioner ini ada pertanyaan yang kurang dari 0,25 maka nilai tersebut dihilangkan, pertanyaan yang dihilangkan adalah pertanyaan no 9 dan 10. karena dihilangkan butir pertanyaan berkurang menjadi 8 dari 30 responden.                                   
Uji validitas dari kuesioner kami dapat dilihat dalam tabel dibawah berikut:

Uji validitas sebelum P9 & P10 belum dihilangkan

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
P1
24,9667
12,033
,303
,733
P2
24,6667
11,402
,628
,701
P3
25,2333
9,909
,513
,701
P4
25,0667
10,547
,629
,687
P5
25,0333
10,171
,488
,706
P6
25,3667
11,757
,434
,719
P7
25,6667
10,713
,644
,688
P8
25,3333
10,782
,423
,717
P9
25,1333
13,085
-,016
,782
P10
24,9333
12,202
,199
,748






Tabel diatas, memperlihatkan bahwa corrected item-total correlation setiap item instrument lebih besar dari 0,25 yang berarti keseluruhan item valid, kecuali P9 dan P10 yang kurang dari 0,25 yang berarti tidak valid dan tidak dapat digunakan dalam penelitian maka harus dihilangkan, seperti pada tabel berikut ini:

Uji validitas sesudah P9 & P10 dihilangkan

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
P1
19,1667
10,695
,307
,810
P2
18,8667
10,189
,602
,780
P3
19,4333
8,116
,647
,763
P4
19,2667
9,237
,651
,765
P5
19,2333
8,668
,550
,781
P6
19,5667
10,737
,342
,806
P7
19,8667
9,154
,744
,754
P8
19,5333
9,499
,427
,800






4.2.3    Uji Reliabilitas
Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama.Dari hasil kuesioner yang dibuat menunjukan bahwa dalam pengujian realibilitas sudah sangat reliable  dengan nilai 0,816 dari 8 pertanyaan karena uji reliabilitas yang baik berada diangka 0,6-0,8. ditunjukan dalam tabel spss berikut:




Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,806
8


Dari hasil analisis tabel diatas, diketahui bahwa besarnya koefisien alpha cronbach yaitu 0,806. Hasil tersebut menunjukan bahwa koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,6 yang berarti bahwa dimensi tersebut sangat reliable (handal) untuk mengukur variable harga.

4.2.4 Kesimpulan
Bisa kita lihat dari hasil analisis perhitungan uji validitas diatas adalah valid karena semua item perntanyaan lebih dari 0,25 dan dari hasil uji reliabilitas diatas adalah reliabel karena koefisien realibilitasnya lebih besar dari 0,6. Oleh karena itu dari hasil kedua uji tersebut bisa kita lihat bahwa harga itu mempunyai pengaruh atau peran yang penting terhadap pembelian Coca-Cola Company juga terhadap perkembangan Coca-Cola Company.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Keputusan penetapan harga merupakan unsur yang amat penting dari bauran pemasaran yang harus mencerminkan faktor biaya dan persaingan. Tidak terdapat batas maksimum harga absolut, tetapi untuk pelanggan yang manapun, harga harus berkaitan dengan nilai produk yang diterima oleh pelanggan. Tujuan dari kebanyakan strategi pemasaran adalah menetapkan harga yang berkaitan dengan persepsi pelanggan mengenai nilai produk dan pada waktu yang bersamaan tidak menyia-nyiakan kesempatan meraih laba. Dengan kata lain, tujuan adalah memasang harga produk sesuai dengan nilai pelanggan dan menutup semua biaya serta memberikan marjin untuk laba dalam proses. Strategi harga memasukan market skimming, penetrasi pasar dan mempertahankan pasar (market holding). Keputusan harga juga harus memperhitungkan kenaikan harga yang terjadi bila prosuk dikirimkan dari satu negara ke negara lain.
Penetapan harga internasional dipersulit dengan kenyataan bahwa bisnis internasional harus menyesuaikan dengan badan pembuat undang-unadang yang berbeda-beda dan situasi kompetitif berbeda di setiap negara. Setiap perusahaan harus memperhatikan pasar, persaingan, biaya, tujuannya sendiri, peraturan dan undang-undang lokalserta regional saat menetapkan harga, yang konsisten dengan strategi pemasaran keseluruhan. Dumping-menjual produk di pasar internasional pada harga di bawah harga negara asal atau di bawah biaya produksi-dan impor paralel adalah dua masalah penetapan harga yang saling bertentangan. Para manajer perusahaan juga harus menetapkan harga transfer yang sesuai untuk sasaran profitabilitas perusahaan yang juga sesuai dengan regulasi pajak di masing-masing pasar negara.



5.2 SARAN
            Atas kesimpulan diatas,kami menyarankan hal-hal berikut ini agar dilaksanakan oleh pihak manajemen Coca-Cola Company sehingga eksistensi perusahaan kedepannya terjamin dan keunggulan kompetitif mampu dipertahankan.
  • Secara umum rumusan strategi dari Coca-cola Company telah cukup mumpuni, untuk itu kami berharap agar pihak manajemen Coca-Cola Company mampu mengimplementasikan strategi-strategi yang telah ada dengan baik dan sesuai apa yang dirumuskan manajemen.
  • Perusahaan sebaiknya mulai merumuskan strategi baru terutama yang terkait dengan pengembangan produk yang memiliki nilai kesehatan, inovasi atas produk yang aware pada selera konsumen, dipersivikasikan pada bisnis makanan ringan, peningkatan pemasaran atas produk yang telah memiliki nilai kesehatan, serta pengembangan strategi bisnis CSR demi tercapainya kesinambungan keunggulan kompetitif perrusahaan Coca-Cola Company.




DAFTAR PUSTAKA
http://blog-definisi.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-harga-dan-strategi penentuan.html